Bukan Rasa Dendam


Malam itu ingin rasanya aku menangis dan menjerit sejadi- jadinya, gimana tidak? sesak rasanya dada ini mengalami hal yang sangat menjengkelkan, tapi aku masih sanggup bertahan dengan sisa kesabaran yang masih aku miliki, mungkin karena dia belum mengenalku dalam nyata, yang hanya mengenalku di alam maya. Dengan celaan- celaannya itu, mungkin dia menganggap canda semata, namun tidak begitu bagiku.

Sebagai anak yang dibesarkan dengan kasih sayang dan kemanjaan yang melimpah, baik dari orang tua ataupun saudaraku yang lain, aku tumbuh menjadi anak yang tidak biasa dengan kata yang menyakitkan tapi mungkin saat ini sudah tiba waktunya untukku belajar menyesuaikan diri dengan lingkunganku dan dengan segala suasana karena mungkin ngga selamanya aku akan selalu dimanjakan oleh orang- orang yang mengenalku.

Ingin rasanya aku marah pada orang yang selalu menghujaniku dengan celaan- celaan yang aku ngga mengerti dengan pasti apa maksud celaannya itu, benarkah hanya candaan ataukah memang dengan kesengajaan, tapi jika dengan sengaja apa salahku padanya?

Bukan karena aku tidak bisa dengan candaan, tapi bukankah candaan itu ada batasannya, dan bukankah menjaga perasaan orang itu sangat dianjurkan terhadap siapapun lawan bicara atau becanda kita, akhir- akhir ini aku sangat dibuat heran dengan hal- hal yang seharusnya aku abaikan, namun aku sungguh tak sanggup. Andai saja dia dapat mengerti apa yang aku rasakan saat hujanan celaan itu dia siramakan padaku......(tapi aku juga ngga ingin dia mengetahuinya).

Aku biarkan dia rasakan kepuasan dalam ejekannya, bukan karehna kemunafikanku tapi lebih karena kehusnudzananku padanya. Denagn husnudzanku juga, aku salurkan hobiku. Sudah menjadi tabiatku, lebih mudsah meluapkan perasaanku dengan tulisan, kini aku tuangkan perasaan pahit itu melalui ketikan tanganku.

Aku...aku... dan aku... rasanya sesak sekali dada ini menahan semua beban itu jika aku mengingatnya, seandainya aku bisa dengan mudah melupakannya, tentu sudah pasti aku tidak akan menjadi orang yang mungkin paling merana di dunia ini.

Heranku, bimbangku, jengkel yang aku rasakan ini merupakan bentuk emosi yang tidak tertahankan, untuk saat ini mungkin hanya bisa diluapkan dengan rangkaian kata sambil sesekali mengisak- isak menahan tetesan air mata. Dan aku harapkan aku selalu menjadi orang yang lebih dewasa, tidak mudah sakit hati dan kecewa hanya karena hal- hal yag sepele.

Hanya orang yang terdekatlah yang sangat dibutuhkan seseorang yang sedang menanggung beban berat, itulah saat ini aku yang ingin berada disisi mamaku, orang yang telah melahirkan dan menjagaku serta selalu sabar mendidikku, Mama...aku butuhkanmu, untuk mendengar keluhan yang anakmu rasakan saat ini. Aku ingin engkau memelukku dengan penuh kasih dan sayangmu dan menenangkanku dengan nasehat- nasehat bijakmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan kesan yah kawan-kawan